Gimana rasanya naik Sleeper Train selama 21 Jam dari Guangzhou ke Beijing, China? Intip suasana kota Beijing, Elektrik Bus, Bus Bertingkat dan lihat serunya Beruang Kutub bermain bola di Beijing Zoo. Ssst... ada si Kungfu Panda juga lho 🙂 Silahkan ditonton dari awal sampai selesai ya. Bagi yang belum Subscribe, silahkan klik SUBSCRIBE dan juga tanda LONCENG yang ada di sebelahnya untuk mendapatkan informasi kapan saya mengupload video terbaru. Jika suka dengan konten video yang ada di channel YouTube saya, silahkan klik LIKE dan SHARE, silahkan membagikan link youtube nya ke siapa saja. Mohon tidak mendownload atau mengupload ulang video saya. Terimakasih semuanya. Salam Sehat dan Sukses selalu. God Bless 🙂 #SleeperTrain #TrolleyBus #ElectricBus #BeijingZoo #Beijing
0 Comments
Officially the length of the wall is 21,196.18 km (13,170.7 miles with a typical Great Wall height of 5 – 8 meters (16–26 ft), about three to five times the height of an adult. Construction was carried out by soldiers, forcibly recruited peasants, convicts, and prisoners of war. The main purpose of the Great Wall was for border defense but also as a place to send messages using beacon towers (communication) and to allow troops to travel in a faster way (transport). If we are in Beijing, the most commonly visited parts of the Great Wall are Badaling and Mutianyu. Badaling is closer to Beijing, but also more crowded (about over 63,000,000 visitors a year). Mutianyu is more popular with foreign tourists because it is quieter, but it is further away and more difficult to reach using public transportation. I chose the Mutianyu location which is 73 kilometers (45 miles) from downtown Beijing. To arrive at Mutianyu, you can use a taxi for 250 Yuan (about Rp. 544 thousand) for a distance of 2 hours. If you take a local tour with a car shuttle, the cost starts from $159 (around Rp. 2.5 million) including a guide and several other locations. You can also take a Tour Bus with a PP 60 Yuan (around Rp. 131 thousand). Make sure you get back before 3:30 pm as the last bus back into town leaves at 4 pm. When I was at this location, the air temperature was minus 8 degrees Celsius. The air is very cold and windy. The wind was blowing very hard, so I and the other visitors had to be careful when going up and down the stairs. For the sake of safety, it is important to hold on tightly to the iron that is installed on each side of the stairs. Because if not, maybe we can fall when suddenly the wind blows very hard. Because the higher you go, the stronger the wind blows which makes me almost blown away too. Moreover, some stairs are up to 40-50 cm high. High enough to climb it and steep enough to descend. If you are tired there are several rest posts to sit for a while on the bench that has been provided while enjoying the stunning views of the mountains and forests. Oh yes, the Great Wall at Mutianyu is open from 07:30 to 17:30 all year round. The entrance fee is 45 yuan (approximately Rp. 98 thousand). The right time to visit this place is in spring and autumn. Don't come here in summer or around July and August. It will be really hot. Don't forget to bring mineral water to quench your thirst after being tired of climbing the stairs to the top. #TembokBesarCina #TembokCina #TembokBesarChina #TheGreatWallOfChina #GreatWall #Beijing Saat berkunjung ke Guangzhou, China kita dapat rekomendasi dari pemilik penginapan untuk mampir ke museum ini. Namanya GuangDong Folk Arts Museum. Dari luar kita sudah bisa melihat bangunan yang bernilai seni tinggi ini. Didirikan tanggal 1 Oktober 195, terletak Di Chen Clan Ancestral Hall (Salah Satu Situs Warisan Penting Di Bawah Perlindungan Negara) dengan nama asli Guangdong Folk Arts Gallery. Tanggal 23 Juli 1994 berubah nama menjadi Guangdong Folk Museum dengan persetujuan dari pemerintah Guangzhou. Museum ini merupakan museum seni yang bertanggung jawab untuk pengumpulan, penelitian, dan pameran kerajinan tradisional dari Guangdong dan tempat lain di Cina serta jendela penting bagi pemerintah untuk mempromosikan pariwisata dan peninggalan budaya. Guangdong Folk Art Museum sebelumnya merupakan Chen Clan Ancestral Hall yang juga dikenal sebagai sebuah kuil akademik di Guangzhou, China. Dibangun oleh 72 klan Chen untuk para junior mereka sebagai tempat akomodasi untuk mereka melakukan persiapan ujian kekaisaran pada tahun 1894 di Dinasti Qing. Untuk dapat masuk ke dalam museum ini kita hanya perlu membayar tiket seharga 10 Yuan atau setara dengan 20 ribu Rupiah. Tempatnya luas, bersih, sejuk dan nyaman. Di tamannya terdapat sebuah patung menggambarkan dua orang wanita dengan buah-buahan litchi. Litchi adalah buah-buahan yang terkenal yang berasal dari provinsi Guangdong yang biasa disajikan untuk kaisar. Buah ini harum, rasanya manis dan bergizi. Ada banyak wisatawan lokal dan manca negara yang datang berkunjung ke Museum ini. Pengunjung mulai dari usia anak-anak sampai yang paling tua juga ada. Ada banyak karya seni yang berasal dari provinsi Guangdong dan juga dari beberapa kota yang ada di China yang tersimpan di dalam Museum ini dan semua karya seni ini memiliki nilai sejarah tinggi, dan masing-masing punya ceritanya sendiri. Seluruh ruang dalam museum ini, baik di bagian dalam maupun luar penuh dengan dekorasi seni yang mengagumkan. Hampir di setiap balok dan tembok bangunannya terdapat ukiran yang mendetail. Hal ini lah yang membuat bangunan ini memiliki banyak koleksi ukiran kayu, batu, tembikar dan besi. Kompleks Chen Clan Ancestral Hall ini menjadi percontohan arsitektur dan dekorasi bergaya tradisional Cina dan telah mempengaruhi perkembangan budaya dan arsitektur di seluruh dunia. Beberapa ukiran memiliki tema yang diambil dari drama tradisional yang terkenal dengan beberapa tokoh karakter yang bermain di dalamnya. Ada juga ukiran yang menunjukkan adegan drama yang ditampilkan dalam seri komik. Dalam museum ini terdapat sebuah ruangan yang menampilkan karya seni ukir pada gading yang sangat mendetail dan mampu membuat pengunjung berdecak kagum. Ukiran yang bernilai seni tinggi ini terukir di dalam sebuah gading, terdapat ukiran wanita dan bunga, pepohonan, burung dan beberapa karakter orang, naga, kapal lengakp dengan jendel jendela kamar kapal. Ada banyak benda-benda seni bersejarah lainnya yang dipajang di museum ini. Buat yang ingin membeli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan di sini juga tersedia lengkap, mulai dari: tempelan kulkas, gantungan kunci dan beberapa souvenir unik lainnya. Ada juga gelas dan teko berukiran, keramik, dll. Namun, karena di dalam toko tidak diperbolehkan untuk foto ataupun video, kita tidak bisa mengabadikan gambarnya.
Museum ini buka setiap hari mulai pukul 8.30 pagi hingga pukul 5.30 sore. Pembelian tiket terakhir pukul 5 sore. 15 menit sebelum museum tutup, seluruh pengunjung sudah harus keluar dari dalam gedung.*(ARnie) |
CHINA
TRAVELLING
CULLINARY
|