Berjalan kaki di Macau sangat nyaman, ada banyak hal unik dan menarik yang bisa kita temukan saat berjalan kaki di kota ini. Menaiki puluhan anak tangga akhirnya tak sengaja kita menemukan “Igreja De Nossa Senhora Do Carmo” (Our Lady Of Carmeo Church). Gereja Our Lady Of Carmel adalah satu-satunya gereja katolik di Taipa dan dibangun pada tahun 1885. Gereja ini dibangun menggunakan style neo-klasik dengan cat warna kuning pada dinding eksternalnya. Dalam satu waktu, gereja ini bisa menampung lebih dari 200 jemaat. Dari luar, Gereja Our Lady Of Carmel ini seperti gedung bertingkat 3. Yang paling bawah memperlihatkan pintu utama yang diapit dengan dua jendela. Di tingkat kedua terdapat 3 jendela sedangkan yang paling atas berbentuk semi menara. Di menara ini terdapat lonceng kuno yang tepat berada di tengah bangunan. Sedangkan jendela dan pintunya menunjukkan khas gaya neo-klasik dengan bagian atas yang berbentuk setengah bundar. Jika anda mengunjungi gereja ini, mungkin akan sering melihat pasangan pengantin yang melakukan foto pre weeding dengan latar belakang gereja tua ini. Nuansa kuno gereja ini didukung kehadiran lampu-lampu jalan dengan model klasik berwarna hijau. Tak heran jika kawasan ini kerap menjadi tempat photo sesion para penghobi fotografi maupun fotografer professional. Dari atas tempat bangunan gereja ini berdiri, menengok ke bawah, ada satu bangunan berwarna hijau muda menarik perhatian. Bangunan tersebut adalah Casas-Museu Da Tapa (The Taipa Houses Museum). Bangunan ini merupakan bagian dari Taipa Village yang bergaya khas Portugis yang hingga kini masih digunakan. Berdiri di kawasan yang dihuni model bangunan yang serupa, Taipa Houses Museum merupakan 5 rumah yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Taipa. Dengan nuansa hijau dan gaya kunonya masing-masing rumah di Taipa Houses Museum ini masing-masing mempunyai nama yang berbeda yakni Macanese House, House Of The Islands, House Of The Portugal Regions, Exhibition Gallery dan House For Reception, Taipa Houses Museum dibangun pada tahun 1921. Dulunya merupakan rumah dinas bagi para pegawai negeri sipil dan keluarga Makau dari kalangan atas. Pada akhir 90 an, pemerintah memutuskan untuk sepenuhnya merombak fungsi rumah ini. Mengingat nilai penting arsitekturnya, maka rumah ini beralih fungsi menjadi museum. Dari segi arsitektur, rumah ini merupakan rumah khas gaya kolonial di Macau. Bangunan ini mengingatkan kita pada kemegahan gaya Portugis yang dipengaruhi oleh budaya Inggris dan Manchuria. Tidak hanya bentuk rumah saja yang penuh nilai-nilai arsitektur Portugis, namun benda/replika dan dekorasinya kental dengan gaya negara yang dulu menjadi koloni Makau ini.
Terletak di Avenida Da Praia, museum ini berada di lingkungan yang damai dan tenang. Jauh dari hiruk pikuk dan kemacetan kota. Museum dibuka sejak pukul 10 pagi hingga pukul 6 petang, kecuali pada hari senin, museum ini tutup. Untuk masuk ke museum dan melihat berbagai koleksinya, anda harus membayar tiket seharga 500 MOP untuk pengunjung dewasa, 200 MOP untuk mahasiswa, sedangkan bagi pengunjung dibawah umur 12 tahun dan diatas 65 tahun tidak dipungut biaya alias gratis. Jika ingin masuk Gratis, datanglah hari minggu, karena di hari Minggu, museum ini menggratiskan tiket masuk. *(ARnie)
0 Comments
Resto yang berada di Rua Almirante Costa Cabral di sebuah gang yang agak jauh dari jalan utama ini tak pernah sepi pengunjung. Namanya: Cafe Margaret E Nata. Toko kue ini menyajikan kudapan legendaris resep turun temurun sejak tahun. Namanya Portuguese Egg Tart. Portuguese Egg-Tart merupakan kue tart telur yang terdiri dari kerak kue di bagian luarnya dengan custard telur di bagian dalamnya. Cara memasak kue ini adalah dengan memanggangnya. Rasa manis dan karamel yang berpadu akibat dipanggang selama beberapa waktu tertentu ini sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kamu harus mencicipinya langsung agar mengetahui mengapa kue ini sangat disukai oleh warga setempat. Akhirnya setelah antri beberapa menit, saya mendapatkan pesanan egg tart saya. Setelah saya menikmati egg tart ini, saya jadi tahu alasan kenapa antriannya bisa sangat panjang. Kulitnya yang terasa renyah dan rasanya yang sangat manis memang bikin kita pingin lagi dan lagi. Enak banget pokoknya. Jika berkunjung ke Macau, jajanan ini sangat recommended untuk dibeli.
Harga 1 egg tart = 10 HKD ( Hongkong Dollar) atau setara dengan Rp 17.400,-. Margaret adalah mantan istri Andrew Stow (orang yang pertama kali memperkenalkan kue ini di Macau) yang akhirnya mendirikan usaha pastri ini sendiri pasca perceraian mereka. Toko ini buka setiap hari senin, selasa, kamis dan jumat mulai pukul 8.30 am – 4.30 pm. Sedangkan unutk hari Sabtu dan Minggu buka mulai pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Tutup setiap hari rabu. Kedai ini sangat laris. Jika anda kesiangan tiba di sini, ada kemungkinan kamu tidak akan kebagian egg tart. Makanan ini termasuk dalam 50 makanan dunia yang paling lezat versi CNN. Portuguese Egg-Tart pertama kali diciptakan sekitar 200 tahun lalu oleh Catholic Sisters di biara Jeronimos Lisbon, Portugis. *(ARnie) Masih dengan ransel ukuran 45 liter di punggung, saya berjalan kaki menyusuri kota Macau. Dari kejauhan sudah terlihat bangunan yang menjadi icon kota Macau. Yup! Itu dia "Ruins of St. Paul's" Ada yang bilang, kalo belum ke sini, perjalanan kamu ke Macau belum lengkap. Dan, akhirnya sayapun menginjakkan kaki di Ruins of St. Paul's Church. Letakin ransel di pojokan, trus foto-foto plus video buat kenang-kenangan sekalian buat liputan :) Lumayan juga naik tangga untuk sampai ke atas. Setelah tiba di atas, saya mencoba melihat ke sekeliling. Wuihhh... dari posisi saya berdiri saya bisa melihat bangunan Grand Lisboa, salah satu kasino terbesar yang ada di Macau. Puas melihat view dari posisi depan bangunan gereja, saya mencoba masuk ke dalam. Pengen liat di bagian belakang reruntuhan bangunan gereja ini seperti apa Ternyata bagian belakang reruntuhan hanya berupa lapangan biasa. Ada beberapa titik bangunan lama yang dipertahankan sebagai bukti dari sejarah gereja. Titik-titik ini diamankan dengan kaca di beberapa penjuru lapangan. Sejak tahun 2005, Ruins of St. Paul’s Church menjadi situs warisan dunia UNESCO, itu sebabnya bangunan tua ini benar-benar dipelihara oleh otoritas setempat. Gereja Saint Paul kini hanya menyisakan bagian depan dan tangga yang selamat dari kebakaran hebat pada tahun 1835. Gereja ini berdiri tegak di atas anak tangga setinggi 26 meter dengan perpaduan teknik arsitektur Eropa dan Cina. Beberapa pahatan yang selamat dari kebakaran menunjukkan hal ini. Gereja yang dibangun tahun 1580 ini sudah pernah terbakar tahun 1595 dan 1601, dan direnovasi tahun 1602 sampai 1637 Sebelum terbakar, gereja ini merupakan gereja katolik terbesar di Asia Timur. Buat kamu yang sedang merencakan perjalanan ke Macau, pastikan Ruins St. Paul's ini ada dalam daftar tempat yang wajib kamu kunjungi ya :) Happy travelling :) *(ARnie) |
MACAU
Mata Uang :
Macau Pataca (MOP) 1 MOP = 1,767.66 IDR Last updated: 2019-01-04 TRAVELLING
Grand Canyon, Chiang Mai - Thailand
Jalan Jalan ke Bangkok, Thailand Berlayar menyusuri Danau Galilea di Israel Jalan Jalan ke Manila, Filipina Explore Mui Ne, Vietnam Menembus Perbatasan Vietnam - Laos [ 9 - 10 Feb 2014 ] CULLINARY
|